Padang Pariaman, KABANESIA.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Taman Siswa (Unitas) Padang yang ditempatkan di Korong Koto Buruak, Nagari Lubuak Aluang, Kabupaten Padang Pariaman, berhasil menciptakan mesin perontok jagung bertenaga surya (23/08/2025). Inovasi ini ditujukan untuk meringankan beban petani yang selama ini masih mengandalkan cara manual maupun mesin berbahan bakar.
Uji coba perdana mesin tersebut dilaksanakan di lahan pertanian setempat dan dihadiri langsung oleh Rektor Unitas Padang, Prof. Dr. Ir. Irfan Suliansyah, MP , bersama dosen pembimbing lapangan. Kehadiran rektor menjadi bentuk dukungan kampus terhadap karya mahasiswa yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat.
Rektor Unitas Padang, Prof. Dr. Ir. Irfan Suliansyah, MP, mengapresiasi karya mahasiswa KKN tersebut. “Inovasi ini membuktikan mahasiswa Unitas mampu menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Kami mendorong agar teknologi seperti ini terus dikembangkan,” ujarnya.
Mahasiswa KKN, Harmidi, menjelaskan pemanfaatan energi surya dipilih agar petani tidak lagi terbebani biaya operasional. “Dengan tenaga matahari, proses perontokan lebih cepat, hemat, dan ramah lingkungan,” katanya.
Inovasi mahasiswa ini disambut baik warga. Ujang, seorang ketua kelompok petani jagung di Korong Koto Buruak, mengaku alat tersebut sangat membantu. “Biasanya kami harus memukul jagung atau menyewa mesin berbahan bakar. Dengan alat ini, pekerjaan lebih ringan dan waktunya lebih singkat,” ujarnya.
Kepala Jorong Koto Buruak, Geri Afandi, mengapresiasi karya mahasiswa KKN Unitas yang dinilai menjawab kebutuhan petani setempat. “Selama ini petani jagung di sini terkendala biaya dan tenaga dalam proses perontokan. Kehadiran mesin bertenaga surya ini menjadi solusi nyata yang sangat membantu masyarakat,” ujarnya.
Selain menghadirkan mesin perontok jagung, mahasiswa KKN Unitas juga menjalankan sejumlah program pengabdian, seperti penyuluhan pertanian, edukasi lingkungan, dan literasi anak nagari. Dengan adanya inovasi ini, produktivitas petani diharapkan meningkat, biaya produksi menurun, dan kesejahteraan masyarakat desa dapat lebih baik.